Total Tayangan Halaman

Jumat, 11 Maret 2011

STRATIFIKASI SOSIAL

STRATIFIKASI SOSIAL


Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan material dari pada kehormatan, misalnya, maka mereka yang lebih banyak memiliki kekayaan material akan menempati kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan secara berbeda-beda secara vertikal.
Sistem lapisan dalam masyarakat tersebut, dalam sosiologi dikenal dengan social stratification. Kata stratification berasal dari stratum (jamaknya: strata yang berarti lapisan). Pitrim A. Sorokin menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau masayarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis). Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Menurut Sorokin, dasar dan inti lapisan masyarakat tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat.
Bentuk-bentuk lapisan masyarakat berbeda-beda dan banyak sekali. Lapisan-lapisan tersebut tetap ada, meskipun dalam masyarakat kapitalis, demokratis, komunistis dan sebagainya. Lapisan masyarakat tadi, mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama di dalam organisasi sosial.
Terjadinya Lapisan Masyarakat
Adanya sistem masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang bisa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demikian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, dapatlah pokok-pokok sebagai berikut dijadikan pedoman:
Sistem lapisan mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi obyek penyelidikan.
Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang linkup unsur-unsur sebagai berikut: pertama, distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya penghargaan, kekayaan, keselamatan (kesehatan, laju angka kejahatan), wewenang dan sebagainya. Kedua, sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan penghargaan). Ketiga, kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan. Keempat, lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan selanjutnya. Kelima, mudah atau sukar bertukar kedudukan. Keenam, solidaritas diantara individu-individu dan kelompok-kelompok yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat.
Sifat sistem masyarakat
Sifat sistem lapisan dalam masyarakat dapat bersifat tertutup dan terbuka. Yang bersifat tertutup, membatasi kemungkinan pindah nya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Baik yang berupa gerak ke atas atau ke bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran, sebaliknya dalam sistem terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan di bawahnya. Sistem tertutup jelas terlihat dalam masyarakat India yang berkasta. Atau di dalam masyarakat yang feodal, atau masyarakat dimana lapisannya tergantung pada perbedaan-perbedaan rasial.
Kelas-kelas dalam masyarakat
Penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat disebut class-system. Artinya, semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh masyarakat umum. Dengan demikian, maka pengertian kelas parallel dengan lapisan tanpa membedakan apakah dasar lapisan itu faktor uang, tanah kekuasaan atau dasar yang lainnya.
Max Weber mengadakan pembedaan antara dasar ekonomis dengan dasar kedudukan sosial akan tetapi tetap mempergunakan kelas bagi semua lapisan. Joseph Schumpeter mengatakan bahwa terbentuknya kelas-kelas dalam masyarakat adalah diperlukan untuk menyesuaikan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata.
Apabila pengertian kelas ditinjau secara lebih mendalam, maka akan dapat dijumpai beberapa kriteria yang tradisional, yaitu:
1. Besar jumlah anggotanya
2. Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban warganya
3. Kelanggengan
4. Tanda atau lambang-lambang yang merupakan ciri khas
5. Batas-batas tegas (bagi kelompok itu, terhadap kelompok lain)
6. Antagonisme tertentu
Dasar-Dasar Lapisan Masyarakat
Ukuran atau kriteria yang dapat dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:
7. Ukuran kekayaan. Barang siapa memiliki kekayaan banyak, termasuk dalam lapisan teratas.
8. Ukuran kekuasaan. Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atasan.
9. Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan. Yaitu orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat teratas.
10. Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
Ukuran di atas tidak bersifat limitatif, karena masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan.
Unsur-unsur lapisan masyarakat
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan unsur-unsur baku dalam sistem lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Sedangkan peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
Lapisan Yang Sengaja Disusun (social mobility)
Pada sistem lapisan yang sengaja dibentuk terdapat berbagai cara untuk menentukan atau menetapkan kedudukan seseorang. Misalnya dengan upacara peresmian pengangkatan, pemberian lambang-lambang atau tanda-tanda kedudukan, nama jabatan atau pangkat, sistem upah dan gaji yang sesuai dengan golongan jabatan dan pangkat. Juga wewenang dan kekuasaan disertai pembatasan-pembatasan dalam pelaksanaan.
Mobilitas sosial
Gerak sosial adalah gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok itu dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macan, yaitu gerak sosial yang horizontal dan vertikal. Dengan gerak sosial yang horizontal dimaksudkan suatu perihal individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial yang lain yang sederajat.
Dengan gerak sosial yang vertikal dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau obyek sosial dari suatu kedudukan sosial kedudukan lainnya, yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak sosial yang vertikal yaitu naik (social climbing) dan yang turun (social sinking).
Prinsip-prinsip umum gerak sosial yang vertikal adalah sebagai berikut:
a) Hampir tidak ada masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup secara mutlak
b) Betapapun terbukanya sistem lapisan dalam suatu masyarakat, tak mungkin gerak sosial vertikal dilakukan dengan bebas, sedikit banyak akan ada hambatan-hambatan.
c) Laju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik serta pekerjaan adalah berbeda.
d) Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak sosial vertikal yang disebabkan faktor-faktor ekonomi, politik dan pekerjaan, tak ada kecenderungan yang continue perihal bertambah atau berkurang laju gerak sosial.
Perlunya Sistem Lapisan Masyarakat
Manusia pada umumnya bercita-cita agar ada perbedaan kedudukan dan peranan dalam masyarakat. Akan tetapi cita-cita tersebut selalu akan tertumbuk pada kenyataan yang berlainan. Setiap masyarakat harus menempatkan individu-individu pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai akibat penempatan tersebut. Dengan demikian masyarakat menghadapi dua persoalan, pertama menempatkan individu-individu tersebut dan kedua mendorong agar mereka melaksanakan kewajibannya.
Dengan demikian mau tidak mau ada sistem lapisan masyarakat, karena gejala tersebut sekaligus memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat: yaitu penempatan individu-individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorongnya agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta peranannya. Pengisian tempat-tempat tersebut merupakan daya pendorong agar masyarakat bergerak sesuai dengan fungsinya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger