Total Tayangan Halaman

Selasa, 26 April 2011

SOSIALISASI

Nama : Abdul Rosyid
Nim : 2104023
MK : Sosiologi

SOSIALISASI

A. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses belajar yang dilakukan oleh seseorang (individu) untuk berbuat atau bertingkah laku berdasarkan patokan yang terdapat dan diakui dalam masyarakat. Menurut pendapat Soejono Dirdjosisworo, bahwa sosialisasi mengandung tiga pengertian, yaitu:
1. Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi dengan mana individu menahan, mengubah impulsimplus dalam dirinya dan mengambil alih secara hidup atau kebudayaan masyarakat.
2. Dalam proses sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola nilai dan tingkah laku, dan ukuran kepatuhan tingkah laku di dalam masyarakat dimana ia hidup.
3. Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadinya.
Hasan Sadily mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses dimana seseorang mulai menerima dan menyesuaikan diri kepada adat istiadat suatu golongan, dimana lambat laun ia akan merasa sebagian dari golongan itu.
Edwar A. Ross berpendapat bahwa sosialisasi adalah pertumbuhan perasaan kita, dan perasaan ini akan menimbulkan tindakan golongan. Dikatakan, banyak macam perasan ini ditimbulkan, dan tipis tebalnya perasaan ini, bergantung pada macam golongan yang mendatangkan golongan itu.
Disamping proses sosialisasi juga terjadi proses enkulturasi, atau proses pembudayaan, yaitu proses pembelajaran kebudayaan sendiri dengan cara mempelajari adat istiadat, bahas, seni, agama, pendirian yang hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakat.
Proses-proses sosialisasi dan enkulturasi ini berlangsung dari generasi tua kepada generasi muda melalui tahapan-tahapan tertentu. Misalnya, seorang anak mempelajari kehidupan dimulai dari kehidupan keluarganya, kemudian meluas ke tetangga, teman sebaya, lingkungan sekolah, lingkungan kerja dan sebagainya sehingga diperoleh suatu status dalam pergaulan hidup bersama.
B. Pembentukan Kepribadian Melalui Proses Sosialisasi
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang mandiri. Dasar pokok dari perilaku seseorang adalah faktor biologis dan psikologisnya. Faktor biologis dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian secara langsung, misalnya seorang yang mempunyai cacat fisik dapat mempunyai sifat rendah diri. Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian adalah unsur temperamen, perasaan, keinginan, kemampuan belajar dan sebagainya. Dengan ditunjang oleh faktor sosiologis, yaitu sikap dan berperilaku yang sesuai dengan perilaku kelompoknya, maka terbentuklah kepribadian individu.
Pembentukan kepribadian seorang individu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat tempat individu menjadi anggotanya. Adapun bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian seorang individu pada umumnya antara lain :
1. Kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
2. Cara hidup dalam lingkungan masyarakat yang khas, misalnya kebiasaan hidup di kota dan di desa.
3. Kebudayaan khusus berdasarkan kelas sosial yang dapat dilihat dari beberapa cara berpakaian, cara mengisi waktu senggang, etika pergaulan dan sebagainya.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama.
5. Pekerjaan atau keahlian (profesi)
Pembentukan kepribadian sangat dipengaruhi tiga unsur penting sebagai berikut :
1. Pengetahuan, unsur ini berupa kemampuan yang dapat membentuk konsep dan fantasi untuk mengembankan cita-cita, gagasan, ilmu pengetahuan dan karya seni.
2. Perasaan manusia, unsur ini dinilai sebagai keadaan positif (menyenangkan) dan negatif (tidak menyenangkan) karena pengaruh pengetahuan.
3. Dorongan naluri, unsur ini berupa kemauan yang sudah terkandung dalam organismenya dan merupakan bawaan lahir seperti: dorongan untuk mempertahankan hidup, mencari makan, meniru sesamanya, keindahan, berbakti kepada tuhan dan lain-lain.
C. Jenis Media Sosialisasi Dan Perannya Masing-Masing
1. Media Sosialisasi Keluarga
Pada umumnya orang tua mencurahkan perhatian untuk mendidik anak agar anak tersebut memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik, melalui penamaan disiplin dan kebebasan serta penyerasian. Kebijaksanaan orang tua yang paling baik dalam proses sosialisasi anak-anak, yaitu:
a. Selalu dekat dengan anaknya.
b. Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa anak tidak merasa tertekan jiwa.
c. Mendorong agar anak dapat membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk, pantas dan tidak, dan sebagainya.
d. Ibu dan ayah dapat membawakan peran sebagai orang tua yang baik, benar dan terpuji, serta menghindarkan perbuatan dan perlakuan buruk serta keliru untuk anak-anaknya.
e. Menasehati anak-anaknya jika melakukan kesalahan atau keliru serta menunjukkan dan mengarahkan mereka ke jalan yang benar, juga tidak mudah menjatuhkan hukuman apalagi diluar batas kewajaran.
Apabila terjadi suatu kondisi yang berlainan dengan hal diatas, maka anak-anak akan mengalami kekecewaan. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
a. Orang tua kurang memperhatikan anak-anaknya, terlalu sibuk dengan kepentingan-kepentingannya sehingga anak merasa diabaikan, hubungan anak dengan orang tua menjadi jauh, padahal anak sangat memerlukan kasih sayang mereka.
b. Orang tua terlalu memaksakan kehendak dan gagasannya kepada anak dengan ancaman dan sangsi yang dirasakan anak cukup berat. Sehingga anak menjadi tertekan jiwanya.
Dalam lingkungan keluarga kita mengenal dua macam pola sosialisasi, yaitu dengan cara represi yang mengutamakan ketaatan anak kepada orang tua dan cara partisipasi yang mengutamakan adanya partisipasi oleh anak.
2. Media Sosialisasi Teman Sepermainan (Kelompok)
Teman sepermainan dan peranannya belum begitu tampak pengaruhnya pada masa kanak-kanak, walaupun pada masa itu seorang anak sudah mempunyai sahabat yang terasa dekat sekali dengannya. Pada usia remaja kelompok sepermainan itu berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan itu antara lain disebabkan karena remaja bertambah luas ruang lingkup pergaulannya, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Teman dan persahabatan merupakan pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab satu sama lain atas dasar seringnya bertemu dan adanya kesamaan niat atau perhatian dan kepentingan bukan atas dasar hubungan darah atau ketetanggaan dan bukan pula atas dasar percintaan.
Peranan positif kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak antara lain:
a. Rasa aman dan dianggap penting dalam kelompok sangat berguna bagi perkembangan jiwa.
b. Perkembangan kemandirian remaja tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
c. Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, kawatir, gembira, dan sebagainya yang mungkin tidak didapatkan di rumah.
d. Melalui interaksi dalam kelompok, remaja dapat mengembangkan ketrampilan sosial, yang berguna bagi kehidupannya kelak.
e. Pada umumnya kelompok persahabatan ini mempunyai pola perilaku dan kaidah-kaidah tertentu yang mendorong remaja untuk bersikap lebih dewasa.
Namun dibalik peranan yang positif itu harus dipertimbangkan pula bahwa kemungkinan timbulnya peranan yang negatif tetap ada, misalnya melalui kelompok persahabatan yang dinamakan geng atau klik. Geng adalah kelompok sosial yang mempunyai kegemaran berkelahi atau membuat keributan. Klik adalah kelompok kecil tanpa struktur formal yang mempunyai pandangan atau kepentingan bersama.
3. Media Sosialisasi Sekolah
Pada pendidikan tingkat dasar, peran guru sangat besar dan bahkan dominan untuk mempengaruhi dan membentuk pola perilaku anak didik. Peran guru dalam memberi motivasi dan mendorong keberhasilan studi anak sangat besar. Hal ini akan berpengaruh pada tahap pendidikan selanjutnya.
Keadaan akan berubah setelah anak memasuki usia remaja di SMU maupun SMK. Peran guru dalam membentuk dan mengubah perilaku anak didik, dibatasi dengan peran anak didik itu sendiri di dalam membentuk dan mengubah perilakunya.
Fungsi pendidikan sekolah sebagai media sosialisasi sangat banyak, antara lain : mengembangkan potensi anak untuk mengenal kemampuan dan bakatnya, melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari generasi yang satu ke generasi selanjutnya, merangsang partisipasi demokratis melalui pengajaran ketrampilan berbicara dan mengembangkan kemampuan berfikir secara rasional dan bebas, memperkaya kehidupan dengan menciptakan kemungkinan untuk berkembangnya cakrawala intelektual dan cita rasa keindahan para siswa. Disamping itu juga meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui bimbingan dan penyuluhan, meningkatkan taraf kesehatan melalui pendidikan olah raga dan kesehatan, menciptakan warga negara yang cita tanah air, menunjang integrasi antar suku dan budaya, mengadakan hiburan umum ( pertandingan olah raga, pertunjukan kesenian) dan yang paling penting adalah pembentukan kepribadian.
4. Media Sosialisasi Lingkungan Kerja
Pengaruh dari lingkungan kerja pada umumnya mengendap dalam diri seseorang dan sukar sekali untuk diubah, apalagi yang bersangkutan lama bekerja di lingkungan tersebut. Apabila seseorang lama bekerja di lingkungan kerja tertentu kemudian pindah ke lingkungan kerja lain, maka dia akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan kerja baru tersebut.
Lingkungan kerja tertentu seringkali menimbulkan konflik batin, yakni mana yang harus diutamakan antara nilai kedinasan dengan nilai karir yang tidak selalu identik. Kecenderungan dewasa ini adalah bahwa kedinasanlah yang menentukan jenjang karir seseorang. Sehingga kepentingan dinas mendapat prioritas pertama. Tugas tersebut sering mengurangi peran orang tua dalam rangka pendidikan anak. Apabila suami istri bekerja di tempat yang pola kehidupannya bertentangan, akan membentuk kepribadian mereka yang bertentangan pula. Hal tersebut akan berpengaruh buruk terhadap pola pendidikan anak-anaknya. Anak-anak akan menjadi kebingungan, pola pendidikan mana yang harus diikutinya. Pola ayah atau pola ibu. Dalam kasus serupa itu suami dan isteri selaku orang tua yang bijaksana, hendaknya mengadakan penyesuaian demi keserasian pola pendidikan terhadap anak mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger